About Me

My photo
shah alam, selangor, Malaysia
seorang manusia biasa, yang berusaha membuat sesuatu yang laur biasa. seorang pelari yang sedang berlari di sebuah trek kehidupan. aku mungkin tidak mampu menjulang senjata, menyumbang emas permata. namun yang ku tahu aku ingin mati sebagai pejuang agama, dalam tekad untuk memburu redhaNya

Friday, April 26, 2013

Entri lama...

Almari pakaian dibuka, lalu setiap pakaian yang tergantung dibelek satu persatu-satu. Yang paling sederhana dipilih. Tidak ketat, tidak terlalu terang, dan tidak jarang.

Kemudian, dipilih pula tudung yang bersesuaian. Labuhnya melepasi dada, menutupi bahu hingga ke siku. Dan tentunya tidak jarang. Digosok kemas dan rapi. Sesungguhnya, Allah itu indah, dan suka kepada keindahan.

Kemudian, wajahnya dibelek dihadapan cermin. Tiada foundation, mascara, lipstick mahupun blusher. Yang ada hanya sedikit pelembap bibir, bedak bayi dan celak tipis sekadar mengikut sunnah.  No smockey eyes, or 'burung jampuk' eyes.

Dirapikan pakaianya. Secebis kain kecil dikenakan, menutupi wajahnya dari debu dan noda fitnah. Dicapai sarung tangan dan kaki. Dikenakan satu persatu, bermula di sebelah kanan.

Akhir sekali, last touch up, merupakan yang paling penting. Ditanya kepada dirinya, "Adakah Allah redha dengan pakaianku ini? Mampukah pakaianku ini melindungi diriku? Bukan hanya dari kepanasan dunia, tetapi juga dari kepanasan mahsyar dan neraka?" Jika yakin jawapannya "Ya", maka kaki diatur meneruskan langkah. Jika "Tidak", maka akan dibelek satu persatu. Jika perlu, diulangi dari langkah pertama.

Tatkala kaki melangkah keluar, maka ditundukkan pandangannya. Memandang hanya yang perlu sahaja. Tidak dibiar melilau matanya. Memandang apa yang mengundang dosa. Kaki deras mengatur langkah, hati deras meratib zikir. Memohon dilindung dari anasir.

Kadang kala, walau terasa segalanya sudah dijaga, dari auratnya, hatinya, tingkahlakunnya, masih ada yang bersiul nakal. Masih ada yang mengirim salam, menjeling tajam. Tika itu, hanya Allah tempat bergantung. Kekurangan diri kembali direnung. Mungkin ada amal yang lompong. Ada niat yang terpesong. Allah sedang menduga iman. Ditata hati yang sedikit terusik, "Allahu, lindungi aku dari fitnah duniawi. Jangan palingkan hatiku kepada apa yang Engkau murkai."

Redha ilahi itu dambaan hati. Cita-citanya melangit tinggi. Menjadi bidadari menghias firdausi.


P/s
Ini entri lama, yang sekian lama terperuk di draft box. Ada perkongsian pengalaman, luahan hati dan harapan. Moga bermanfaat untuk bunga-bunga Islam yang kembang mekar. Harumnya mempersona. Namun durinya tetap terpacak, melindung maruah diri dan agama.

only a creation created by the almighty creator

No comments:

Followers